Tribunnews
Yahya, pencipta situs jejaring sosial SalingSapa.com, di depan display monitor pengakses Salingsapa.com
Di hadapan ratusan mahasiswa dan siswa sekolah yang memadati Aula Timur ITB, Bandung, kelima pelajar muda tersebut secara bergantian memperkenalkan tiga produk TI buatan mereka sendiri, yaitu program antivirus Artav, situs jejaring sosial SalingSapa.com, dan aplikasi untuk ponsel Nokia.
Taufik dan Arrival mengawali presentasi dari kelima anak tersebut dengan memaparkan sekaligus mendemonstrasikan program antivirus buatannya yang diberi nama Artav. Program antivirus yang namanya diambil dari nama kedua kakak-beradik ini tidak hanya mampu mendeteksi dan menghapus beragam virus, melainkan juga menawarkan fitur-fitur unik. Hingga saat ini, Artav bisa mengatasi 1.031 jenis virus dan ratusan ribu varian lainnya.
"Enam puluh persen database virus yang ada di Artav merupakan virus lokal," kata Arrival kepada Kompas.com.
Ia mengungkapkan, pembuatan program aplikasi berbasis visual basic ini sudah diunduh oleh lebih dari 250 orang dengan urutan asal negara terbanyak dari Indonesia, Malaysia, Jepang, Singapura, lalu Amerika Serikat. Pakar keamanan jaringan internet yang juga dikenal sebagai analis forensik digital, Ruby Alamsyah, mengaku salut atas hasil karya Taufik dan Arrival.
"Program ini bisa mengatasi virus-virus yang tidak bisa dideteksi antivirus lain," kata Ruby, yang bertindak sebagai panelis di acara tersebut.
Untuk membuktikan kehandalan Artav, Ruby meminta Arrival dan Taufik membersihkan FlashDisk miliknya dari virus. Hasilnya, ditemukan virus lokal bernama "Yuyun". Para hadirin spontan berdiri dan menyambutnya dengan tepuk tangan meriah.
Setelah Arrival dan Taufik, giliran Yahya memperkenalkan situs jejaring sosial buatannya, SalingSapa.com. Sosial media mirip Facebook ini awalnya dibuat Yahya untuk kalangan keluarga.
"Tapi saya kurang puas. Akhirnya saya kembangkan jadi seperti sekarang," jelas Yahya.
Siswa kelas 1 SMP Alam Bandung ini sengaja membuat tampilan SalingSapa.com mirip dengan Facebook agar orang mudah dan cepat akrab. Dibantu sang ayah, Yan Harlan, website ini dilengkapi dengan fitur-fitur Islami seperti Al Quran digital.
Namun, selama berada di atas panggung, Yahya terlihat lesu. Harlan menjelaskan, anaknya memiliki penyakit asma.
"Semalam dia kena asma berat, jadi tidak tidur," tutur Harlan.
Usai Yahya, selanjutnya Fahma dan adiknya, Haniya, mendemonstrasikan keahlian dalam membuat aplikasi untuk ponsel. Duo bersaudara ini sudah lebih dulu dikenal banyak orang esensi memenangi lomba software APICTA International 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia, Oktober 2010.
Keduanya juga dikenal sebagai pengembang aplikasi Nokia OVI termuda dan sudah menghasilkan banyak aplikasi untuk ponsel pintar berbasis Symbian. Setelah Fahma menyampaikan presentasi seputar kegemarannya dalam membuat aplikasi, sang adik yang saat ini duduk di kelas satu SD itu, membuat sebuah program animasi ikan dalam waktu 10 menit.
"Kalau si Haniya bukan cuma adiknya, tapi juga murid Fahma yang sudah berhasil membuat aplikasi," ujar Yusep Rosmansyah, ayah Fahma dan Haniya, dengan bangga.
Sumber : edukasi.kompas.com